Tuesday, September 27, 2011

One of Psychological Journey

Dear my "Everybody Has Different Perspective" :)


Ini sebuah kisah perjalanan menuju menjadi seorang psikolog. Berbagai kendala, tantangan , hambatan menjalani kehidupan tentulah ada. Beberapa hal mampu dilewati dan terkadang tersandung kerikil atau bahkan ada batu besar yang harus diangkat dari jalan untuk diletakkan ke pinggir agar mampu berjalan dengan baik ke depan. Begitulah asosiasi singkat yang terjadi kini.


Semua kualami dan membuat ku beberapa hari yang lalu merasa sesak nafas seperti kekurangan oksigen. Wah..aku bercerita kepada Tuhanku. Apa yang sedang Kau uji? Kesabaran, ketabahan, seberapa besar perjuangan keimananku? Aku tidak suka berpikir banyak jika sudah merasa berat, akhirnya aku hanya menghela nafas dan meneteskan air mata. Astaghfirullahal'adzim.. Menyimpan luka batin atas sikap dan perilaku verbal beberapa orang terhadap ku. Mungkin itu sebuah kisah karma ataupun hanya sekedar bumbu penggurih sebuah perjalanan kehidupan yang  bagi sebagian orang lumrah terjadi. Tapi yang kurasakan benar-benar menyesakkan


Dan aku membutuhkan seorang "good listener". ketika teman hati yang biasa bercanda bersama tak mampu memahami, ketika seorang kandung tak mampu menenangkan, dan Tuhan membantu melalui alam yang berproses. Subhanallah sungguh suatu ujian itu akan berakhir teman. 


Seperti biasa yang kulakukan membuka FB dan seorang teman mengundah sebuah foto yang bertuliskan :
"Allah selalu menjanjikan ada pelangi setelah badai, ada senyuman setelah berair mata, ada keberkahan dikala cobaan dan ada jawaban di setiap doa"


Malamnya aku ketemu dengan beberapa teman-temanku dan seseorang diantaranya memberikan pesan singkat kepadaku mengenai sebuah pembelajaran kedewasaan bahwa:
"....dan sekarang aku mensyukuri bahwa dengan proses yang sudah kita lewati menjadi orang yang lebih kuat, lebih dewasa. Makasih ya sudah berproses bersamaku...."


Pagi tadi seorang kenalan se-pelatihan pengembangan karakter memberikan pesan singkat juga yang menguatkan, seperti ini:
"Keyakinan kita kepada Allah ibarat air kedamaian yang tidak pernah kering. Menjadikan seorang muslim tetap tegar disaat orang lain berguguran dan tetap tenang disaat orang lain ketakutan. Biar rebah jangan berubah, biar terbuang terus berjuang. Ujian adalah tarbiyah dari Allah, semakin dekat bahtera kita kepada Allah semakin hebat topan melanda. Semalam adalah kenangan, hari ini adalah peluang, esok adalah harapan. Teruskanlah perjuangan saudaraku! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!"


Alhamdulillahirabil'alamin perasaan-perasaan kemarin pelan-pelan menghilang dalam benakku kini.. I LOVE YOU ALLAH :*

Tuesday, September 20, 2011

You're My Everything

You're my everything
The sun that shines above you makes the blue bird sing
The stars that twinkle way up
in the sky tell me I'm in love

When I kiss your lips
I feel the rolling thunde to my fingertips
And all the while my head is in despair
Deep within I'm in love.

You're my everything
And nothing really matters
but the love you bring
You're my everything
To see you in the morning
with those deep brown eyes.

You're my everything
Forever and the day I need you
close to me
You're my everything
you'll never have to worry
Never fear for I am near.

Oh, my everything
I live upon the land
and see the sky above
I swing within her oceans
sweet and warm
There's no storm, my love.

When I hold you tight there's nothing That can harm you In the lonely night
I'll come to you
And keep you safe and warm
It's so strong, my love 

Monday, September 12, 2011

Cerita makan-makan

JCo Donut
Baru kali ini beli J-Co setengah lusin  plus minuman hot latte yang ternyata dapat dua tambahan donut orinya J-Co. Yak..berada di Kota kembang bersama sang kekasih tercinta menikmati hangatnya hot chocolate dan Tiramisu latte membuat aku tak ingin beranjak dari sofa apalagi menyantap delapan donut yang tentunya dibagi berdua selama sejam lebih..Green tase menjadi favor pada hari ini..

Dua hari di sini membuat kita sakit perut dan tiga kali bolak-balik toilet, sampe kenal sama yang jaga toiletnya. Kenapa sih ga dikasih diskon yak? >.<

Jalan-jalan bentar keliling Mall terus udah siang deh akhirnya makan siang di AMPERA, lumayan la..sambelnya pedes banget!

Makanan Ampera Bandung
Niat awalnya mau ikutan naik wahana di transstudio, tapi karena harga ticketnya lumayan mahal belum lagi ngeliat wahananya yang serem. khawatir tiba-tiba ga mood rugi duit kan..so kita putuskan buat nonton di XXI. Hiyaaaaaa ternyata film Indon semua, ya bener aja si Aden (panggilan sayang ibu kos to my dearest) kagak nafsu nonton, daripada rugi. Pas lagi jalan beberapa langkah Aden mengajak buat karaokean di NAV, pas banget..lagi pengen teriak-teriak plus ngenalin Aden sama suasana begituan (halah gaya banget yak?) n bernyanyilah berdua sejam-an yang tak berasa dan akhirnya menambah sejam lagi buat menyakiti kerongkongan... CAPE..

Berhubung haus dan lapar kita makan empek-empek (gatau kenapa tiba-tiba) terus lanjut ngobrol n foto-foto di luar Mall. nah pas lagi mau nunggu taxi untuk lanjut ke supermarket yang lain eh..deket resto SOLARIA sok atuh..maem lagi..nasi ayam asam manis n ayam rica-rica-rica..Alhamdulillah kenyang sekali..

Manggil taxi n berangkat ke supermarket terdekat di rumah..yak..pulangnya jalan kaki karena gak jauh-jauh amat dari rumah dan mampir ke cafe Mie Aceh yang lumayan ENAK lo...Cie Rasa Lom! 

Alhamdulillah akhirnya tiba di rumah jam 10 malam dengan perut kenyang eh..tapi kok lapar lagi ya..hadeuh..

Friday, September 2, 2011

Sedang

Hey..
Saya sedang kurang sehat dan di rumah ini sedang tidak ada orang cuma saya sendiri. Saya baru baru saja membaca blog salah satu teman saya yang sering menuliskan tema "cinta" dalam blognya. Hmm.. saya yakin semua setuju kalau tema itu tidak akan pernah berakhir.

Wow..saya hampir lupa untuk menulis kalau sekarang sedang dalam suasana bulan Syawal - Idul Fitri...dan sekarang i'm in my home town Yap benar!! Saya lagi senang dan bahagianya. Alhamdulillah.. Saya jadi kurang sehat begini yang sudah tiga hari ini, gara-gara minum Teh Botol Sosro dingin he he..maklum saya alergi dingin, hey..lagi ga mau ngebahas itu juga kalle..

Cica (ponakan saya yang hampir genap 2 tahun) sudah bisa bicara lebih dari 4 kata dalam satu kalimat, sudah mulai bisa praktek shalat, baca Al-fatihah, bertingkah polah seperti komedian yang buat semua orang bisa tertawa melihat kebijakan cara bicaranya yang menyerupai orang dewasa, bahkan bisa berakting seperti baby! of course semua itu anugerah ilahi..what a wonderful day with you Cica..

Rumahku..meskipun masih saja aku belum punya kamar for all my own stuff..tapi aku sangat nyaman sekali berada di sana, hmm ga berasa mau balik ke Jogja lagi..ke Wonosari lagi untuk menjalankan sisa praktek ku dalam rangka mengambil gelar profesi Mpsy. But pals, di sana say punya banyak cerita yang ga bisa saya ungkapin  satu persatu yang buat saya makin memahami hidup ini Subhanallah...begitu banyak cerita kehidupan manusia yang membuat saya makin bersyukur apa yang telah Allah berikan padaku. Alhamdulillah...

Well..well..wel...waiting for my next story yah...Caw!

Wednesday, July 6, 2011

Diary RSJ Soeroyo Magelang

Alhamdulillahirrabbil'alamin..Terima kasih yang tak terhingga  Kepada Sang Raja Seluruh jagad raya untuk mengabulkan segala permohonanku yang akhirnya tinggal selangkah lagi berproses menjadi seorang psikolog  Amiiiin.
Anyway, setelah menempuh 2 semester kemudian tibalah waktunya praktek kerja profesi (PKP). Aku termasuk salah satu yang ditempatkan di RSJ Prof.dr. Soeroyo Magelang bersama 13 temanku yang lain. Wow..suasana Magelang hampir seperti Sabang (bagi yang pernah ke Aceh). Berbukit-bukit, dingin di malam, pagi dan sore hari , namun siang matahari cukup cerah untuk mengeringkan pakaian yang dijemur, tidak terlalu padat seperti jogja, tapi tidak pula terlalu sepi, banyak toko-toko di pinggir jalan. dansering dilewati bus-bus besar.
Kedatanganku ke Magelang disambut oleh perwakilan RSJ dan langsung setelahnya menempati ruang asrama  kemudian kami beramai-ramai mencari informasi tentiran (pembekalan) dengan beberapa psikiatri dan psikolog yang diadakan pada minggu pertama ini.
Subhanallah..perasaan pertama adalah "bingung" tentu saja, selain daerah RSJ yang cukup luas dan tergolong sepi serta masih merupakan bangunan tua peninggalan Belanda, sungguh belum pernah punya pengalaman berinteraksi dengan pasien RSJ terutama yang rawat inap alias berada di bangsal. Pada saat aku mengunjungi bangsal yang telah diizinkan oleh seorang psikolog yang bertugas di sana, deg-degan sih enggak cuma ya..masih kaku, mau berbicara seperti apa dan bagaimana..Alhamdulillah semua mengalir apa adanya. Melihat mereka ada rasa sedih, kasihan, dan seperti tidak percaya bahwa makhluk Tuhan ada yang seperti ini dan bisa menjadi seperti ini. Alhamdulillah aku masih diberikan kesadaran memahami makna cinta kasih dan sayang Allah SWT dan melihat mereka dengan caranya menjalani sisa hidupnya masing-masing. Entah apa yang terjadi dengan hidup, keluarga, dan lingkungan mereka. Sungguh Allah Maha Besar dan begitu banyak rahasia yang terkandung disetiapnya. Ku syukuri penuh rendah diri kepada Allah Swt yang telah menciptakanku sseperti ini.
3 hari telah terlewati dengan beban tugas kuliah serta beban mental yang ada di kepalaku yang mengiang2 terus- menerus,  semoga dapat diatasi Ya Allah...Menarik nafas dan memvisuallisasikan kemenangan melewati pertemupuran  diri dalam menjalani hidup dengan damai. Keadaan ini merupakan salah satu jalan kehidupan yang telah kupilih dan hidupku masih akan terus berwarna dengan hal-hal yang lain dan akan sangat menarik lagi tentunya. PKP ini hanya sebagian kecil pengalaman yang akan sangat berguna dan kusyukuri kehadirannya. Perjalanan hidupku harus lebih baik setiap esoknya. Pastikan bahwa kita adalah HambaNya yang selalu bertaubat dan bersyukur Amiiiiiiiiiiinnnnnn

Friday, May 20, 2011

Health Psychologyst

Sekitar dua minggu lalu saya mendapat sebuah tugas yang entah bagaimana tepatnya instruksi tugas tersebut sehingga saya mempersepsikan bahwa tulisannya berisi impian profesi saya ke depan setelah menyelesaikan pendidikan keprofesian ini. Berikut merupakan salah satu dari sekian banyak impian profesi saya, yang dideskripsikan agar lebih mudah dipahami pembaca dan follower  :) terutama mengenai psikolog dan salah satu dari sekian banyak jenis psikolog di dunia.
Well, Saya sangat berminat pada psikologi kesehatan. Ke depan saya  ingin menjadi ahli di bidang psikologi kesehatan.  Psikologi kesehatan ini merupakan salah satu spesifikasi psikologi yang berfokus bagaimana faktor biologis, psikologis, dan sosial berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit. Permasalahan yang terjadi biasanya berkaitan dengan  sistem perawatan kesehatan (health care system),  permasalahan gaya hidup dan kepribadian yang berpengaruh terhadap kemunculan penyakit.
Alasan yang membuat saya berminat terhadap psikologi kesehatan awalnya adalah ketertarikan saya terhadap adanya gagasan bahwa antara ilmu kedokteran dengan psikologi yang entah bagaimana memiliki hubungan sejarah yang sangat panjang. Dimana keadaan ini diformulasikan oleh Sigmund Freud yang sebagai seorang dokter menemukan beberapa pasien menunjukkan gejala penyakit fisik tanpa adanya gangguan organik. Freud akhirnya mengkonversikan gejala tersebut dengan teori psikoanalisanya sebagai konflik emosional tidak sadar. Selain hal tersebut di atas, dewasa ini perubahan gaya hidup manusia seperti pola perilaku makan, bekerja, istirahat, olahraga, dan pola perilaku yang menjadi kebiasaannya sangat berpengaruh terhadap kesehatan individu itu sendiri maupun lingkungan. Individu memiliki caranya masing-masing dalam menghadapi situasi yang penuh stress. Hal itu juga tidak luput dari kepribadian seseorang yang juga berhubungan dengan kesehatan.
Secara umum, psikolog kesehatan sangat berperan secara klinis membantu individu maupun kelompok untuk mencegah penyakit dan meningkatkan perilaku sehat. Psikolog kesehatan juga membantu dalam ruang lingkup medis dengan cara melakukan asesmen perilaku, wawancara klinis, dan tes kepribadian. Kegiatan lain yang dilakukan adalah melibatkan intervensi terhadap individu atau kelompok seperti intervensi dalam usaha mengurangi stress, melakukan promosi dan pemeliharaan kesehatan, program rehabilitasi, bagaimana seseorang secara psikologis mampu mengatasi penyakit dan penderitaan yang dialaminya, dan banyak lagi yang lain.
Di Indonesia, bahkan di dunia lapangan pekerjaan psikologi kesehatan sangat baru. Profesional ini masih terus dalam pengembangan. Kebanyakan psikolog kesehatan akan bekerja di rumah sakit, klinik, dan juga tidak menutup kemungkinan menjadi akademisi di universitas sambil melakukan pertolongan secara langsung terhadap klien atau memberikan sumbangan secara tidak langsung melalui penelitian, pengajaran, dan kegiatan konsultasi.
Peningkatan kapasitas dan profesionalitas dalam bidang ini sangat diperlukan terutama dalam hal teknik psikoterapi yang berguna dalam melakukan intervensi bagi individu maupun kelompok, modifikasi perilaku yang menggunakan prinsip kognisi dan belajar berperan untuk memahami dan membantu perubahan perilaku manusia, dan pendidikan kesehatan serta pelatihan mengenai psikologi kesehatan itu sendiri.
Psikologi Kesehatan berada di bawah naungan divisi 38 dalam APA (American Psychological Association) yaitu health psychology.  Divisi ini bertujuan meningkatkan kontribusi psikologi untuk memahami kesehatan dan penyakit melalui penelitian dasar dan klinis, pendidikan,dan kegiatan pelayanan serta mendorong integrasi informasi biomedis tentang kesehatan dan penyakit dengan pengetahuan psikologis saat ini. Psikolog kesehatan dapat bekerjasama dengan ahli medis/ dokter dalam melakukan praktek kerja berkaitan dengan hubungan psikologi dengan kesehatan manusia, adanya hubungan penyakit mental dengan penyakit fisik, dan melakukan intervensi, prevensi dalam kaitan biopsikologi.  Selain divisi 38, Psikolog kesehatan juga dapat bergabung di divisi 12: Society of Clinical Psychology, di sini psikolog kesehatan dapat terlibat di bagian Association of Psychologists in Academic Health Centers (APAHC). Selain itu psikolog kesehatan juga bergabung pada divisi 17 : Society of Counseling Psychology  di sini, psikolog kesehatan berkontribusi memberikan konseling mengenai psikologi kesehatan. Dalam divisi 22: Rehabilitation Psychology, di sini psikolog bergerak dalam praktek rehabilitasi individu maupun komunitas, memberikan pelayanan kesehatan mental, dan mengupayakan pribadi yang mengalami kecacatan  untuk semakin sehat secara psikis dan juga melakukan intervensi-intervensi psikologi baik secara individual maupun kelompok. Pada divisi 28: The Division of Psychopharmacology and Substance Abuse psikolog kesehatan dapat  bergabung untuk melakukan promosi, pengajaran, penelitian, dan penyebarluasan informasi mengenai efek obat pada perilaku. Selanjutnya divisi 40 : Clinical Neuropsychology, pada divisi ini psikolog berperan mempromosikan psikologi kesehatan terkait dengan penelitian hubungan antara otak dan perilaku manusia. Pada divisi 50:  Society of Addiction Psychology, pada divisi ini psikolog kesehatan ikut mempromosikan kemajuan penelitian, pelatihan professional dan praktek klinis dalam berbagai perilaku adiktif bermasalah termasuk penggunaan alkohol, nikotin, dan obat-obatan lainnya serta gangguan kecanduan yang melibatkan perjudian, makan dan perilaku seksual. Pada divisi 55: American Society for the Advancement of Pharmacotherapy, psikolog kesehatan berperan meningkatkan praktek perawatan kolaboratif antara psikologis dengan farmakologis dan profesi kesehatan lainnya.
Demikian penjelasan singkat mengenai psikolog kesehatan :)

Wednesday, April 20, 2011

Tari Saman



Meuseukat
Baru kemarin malam saya akhirnya menemukan foto diri dari salah satu pementasan tarian Saman yang saya sebut dengan "tarian Meuseukat", rasanya kangen banget kepengen nari dan ikut show lagi...(mau lanjut cerita pengalaman menari tapi males) dan sekarang baru saja saya membaca berita yang di share teman di twitter mengenai tarian Saman yang ternyata diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia. Berikut kutipan berita tersebut berisi tentang pernyataan Direktur komunitas Musik Etnis Aceh Saleum Group Imam Juwaini  mengenai tarian Saman. Secara historis Tari Saman yang dikategorikan oleh UNESCO masih sangat umum karena di Aceh sangat beragam tarian tersebut. Pada dasarnya Tari Saman terbagi menjadi dua bagian  yang menjadi satu kesatuan yaitu :
Tarian  Seudati
1. Rateb Duek (Dzikir duduk) digunakan oleh masyarakat pedalaman Aceh
2. Rateb Dong (Dzikir berdiri) digunakan oleh masyarakat pesisir Aceh
Tarian Saman yang dikenal pada masyarakat Aceh diantaranya:
a. Saman Gayo
b.Saman Seudati (orang pesisir)
c.Rateb Meusekat (dimainkan oleh perempuan di Meulaboh)
d. Tari Saman Nagan Raya
Beliau juga menanggapi seharusnya Pemerintah menjelaskan  tarian Saman mana yang masuk ke dalam warisan budaya dunia sehingga nantinya tidak ada yang melakukan klaim sepihak, hal ini berguna untuk menjaga keharmonisan diantara orang Aceh. Selama ini tarian yang digunakan di Jakarta dan di luar negeri bukan tarian Saman melainkan tari "Rampoe" yang artinya  mengadopsi semua tarian saman yang ada di Aceh. Pesannya : "Jangan sampai tari Saman itu hanya sebagai tema tetapi isinya bukan. Itu kan bisa merugikan masyarakat yang memiliki tarian Saman."


Tari Saman Gayo




Tari Saman (Agam)

Friday, April 15, 2011

Buat Para Bujangan


Setiap pasangan muda-mudi yang menjalin 'hubungan' cinta kasih pasti akan dihadapkan pada pertanyaan besar: Mau dibawa ke mana hubungan kita...? Seperti lirik sebuah lagu yang sedang populer. Jawaban yang dinanti-nanti adalah: pernikahan! Namun, kebanyakan tidak sanggup meyakinkan diri menikah di usia muda. Alasannya cukup beragam, belum mapan, belum siap mental, masih ingin berkarir, dan lain sebagainya. Hal-hal ini kerap membebani pikiran kawula muda.
Jadi meskipun seseorang sudah lama menjalin hubungan, bahkan ada yang sudah lama sekali, terkadang masih enggan ketika dihadapkan dengan yang namanya pernikahan. Bagi sebagian pemuda, seolah-olah pernikahan itu menjadi momok yang harus dihindari.
Meskipun tak semuanya, tapi banyak juga para pemuda yang gugup ketika bertemu dengan calon mertua ketika ditanya mengenai kesiapan untuk menikah. Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Kerjanya di mana?” Bahkan terkadang ada yang lebih tajam lagi seperti, “Gajinya berapa sebulan?” atau “Kapan akan menikah?”
Sebetulnya wajar saja hal ini dipertanyakan oleh orangtua si perempuan yang membutuhkan kepastian dari pihak calon menantu dan berharap anak gadisnya mendapatkan calon yang tepat. Namun tak sedikit juga para pemuda yang mundur, karena belum siap atau kurang pedemenanggapi pertanyaan “sakti” tersebut.
Berbagai pertanyaan kemudian timbul seperti: “Apakah untuk menikah harus sudah punya pekerjaan dulu?”, “Memangnya berapa sih gaji minimal untuk menikah?”, “Butuh dana berapa sih buat resepsi pernikahan?” Mungkin inilah yang kerap muncul di benak para pemuda yang hendak melamar.
Terlepas dari benar atau tidaknya, ternyata kesiapan finansial seringkali dijadikan faktor utama kesiapan seorang pemuda untuk menikah. Padahal di dalam QS. An-Nuur: 32-33 telah dijelaskan, “Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan orang-orang yang tidak mampu nikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya.”
Coba kita lihat kembali petikan, “... Jika mereka miskin, Allah akan memberi karunia-Nya.”
Subhanallah, begitu besarnya kasih sayang Allah SWT yang memudahkan langkah hamba-Nya yang ingin menikah. Allah SWT telah mengaruniakan kepada kita kemampuan untuk menjalani kehidupan. Apalagi jika menikahnya dengan semangat juang yang tinggi untuk bisa hidup mandiri. Jika sudah ada jaminan (rezeki) dari Allah SWT, mengapa kita masih ragu lagi?
Rasulullah saw bersabda, “Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang telah mampu untuk menikah, maka hendaklah ia menikah karena menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu menikah, maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam kenyataannya saya terkadang menemukan teman yang beranggapan, jika ingin menikah harus mapan dulu. Sebenarnya menurut saya ukuran kemapanan seseorang itu berbeda-beda, tergantung bagaimana mengambil sudut pandangnya. Ada yang beranggapan kalau mapan itu harus punya rumah dulu atau harus punya mobil dulu, bahkan ada yang beranggapan mapan itu harus punya gaji sebanyak sekian dan sekian.
Saya mencoba mengambil perumpamaan dengan mengajak pembaca mengenang kembali ketika melihat pemandangan yang sangat indah dari dataran tinggi. Contohnya seperti pemandangan yang ada di puncak gunung. Jika kita sangat menikmati ketika melihat pemandangan tersebut, maka apakah sama dengan ketika kita melihat pemandangan tersebut dari selembar foto. Sudah pasti rasanya akan jauh berbeda.
Saya meyakini jika kita menunda menikah demi menunggu kemapanan ekonomi dapat diumpamakan seperti ingin melihat pemandangan indah di puncak gunung, tapi hanya dari selembar foto. Tentunya akan terasa berbeda dengan menikmati pemandangan indah dengan cara mendaki ke puncak gunung dengan bersusah payah untuk melihat pemandangan yang indah.
Keindahan pemandangan alam bukan hanya terletak pada komposisi warna dan lain sebagainya. Keindahannya juga terletak pada proses yang harus dilalui untuk melihat pemandangan tersebut. Bahkan tak jarang seseorang yang sukses berkat dukungan isterinya. Tengok saja kisah Nabi Muhammad saw dengan isterinya Siti Khadijah.
Jika dipikir mungkin terasa aneh sekali. Tapi saya percaya, perasaannya akan sangat berbeda sekali jika suami-istri berjuang bersama dari titik nol menuju titik puncak kesuksesan, daripada harus menunda menikah demi kemapanan yang terkadang belum pasti waktunya.
Meskipun begitu masih ada saja yang berpendapat, tidak ingin mengajak pasangannya susah karena belum mapan. Ketika sudah mapan, barulah yang bersangkutan mengajak pasangannya menikah. Heemmm... Hemat saya, ini hanya buang-buang waktu saja, sementara waktu terus berlari dan tak akan kembali.
Sekali lagi tak ada niat untuk menggurui atau merasa lebih pintar, tapi saya hanya ingin berbagi. Coba kita simak sabda Rasulullah saw, “Bukan termasuk golonganku orang yang merasa khawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah, kemudian ia tidak menikah.” (HR Ath-Thabrani).
Rasulullah saw juga bersabda kepada Ali r.a. yang menjelaskan, “Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya, jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda) bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya.” (HR Ahmad).
Dan yang juga tak kalah pentingnya, yaitu sabda Rasulullah saw agar para pemuda termasuk saya agar tak salah langkah dalam memilih tambatan hati, “Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu.” (HR Muslim).
Menikah yuuk...!

Tuesday, April 12, 2011

Perjalanan ke Baron

Menulis ini dikarenakan melihat salah satu hasil gambar yang diambil ketika berada di Pantai Baron.
Mungkin sebulan yang lalu. Pada suatu minggu aku dan 3 orang teman lainnya sepakat untuk menyewa mobil selama setengah hari untuk menghadiri pesta seorang teman sekerja, di Bantul Yogyakarta. Anehnya (karena baru pertama sekali) acara hanya diselenggarakan selama 1 jam! Nah tentu saja waktu yang masih panjang kami isi dengan jalan-jalan di daerah bantul. Aku hanya ingat jalannya luruuuuusss terusss..disampingnya ada persawahan.
Setelah selesai bersalaman dan mencoba seluruh makanan yang disediakan (what??) nyoba lo artinya dikit-dikit (banyak juga ga papa kok) :)) kita pergi mengunjungi  rumah salah satu mantan "pembantu RT" seorang teman yang pernah tinggal bersamanya yang berada di daerah Bantul. Whoaaaa....jadi kangen pulang kampung rasanya waktu itu. Cuaca mendung dan sesekali ada hujan rintik-rintik. Sepanjang jalan kami bercerita dan bercanda (ingat makanan di dalam perut: masih baik-baik saja)..
Setibanya di Bantul, ternyata si "mbak" menyediakan cemilan yang cukup beragam dan nafsu makan saya pun memuncak (what?? 2nd) :)) dengan menyeruput teh manis hangat makanan itu pun dengan aman masuk kedalam perut.
Setelah selesai bercengkerama kami yang berjumlah 7 orang dewasa dan seorang anak dari seorang teman melanjutkan perjalanan dari Bantul menuju Pantai Baron..Dalam perjalanannya sungguh menyeramkan ha ha ha kenapa? Karena yang nyetir mobilnya gak sadar kalo ada manusia yang mabok darat (Aku) berusaha menahan rasa mual selama lebih kurang 1 jam setengah dan setelah mengalami naik turun bukit, kemudian salah haluan dan balik arah dan bertanya-tanya berkali-kali dengan penduduk setempat akhirnya Alhamdulillah sampai juga di Pantai Baron yang disebut-sebut salah satu tempat wisata terkenal di Jogja.
Pertama sekali menginjak pasir di sana (tepatnya buka pintu mobil) langsung saja aku menuju Pohon Kelapa yang jaraknya 2 meter dari mobil dan langsung mengeluarkan isi perutku yang sebenarnya dari  semenjak perjalanan sudah berteriak ingin keluar :( dan habislah semuanya..Oh..tunggu dulu gak sampai di situ saja lo..masuk Toilet ada ronde ke 2 dan yah...begitulah (rasanya gak enak bangeeet) tapi semua tercover setelah foto-foto bersama haha (masak?) ..hiyaaaa
Kita pada ga rencana bawa sandal jepit, so beramai-ramai beli sandal jepit you know me so well...muahal sekalay sandal nyeu...dan begitulah ...sampai magrib main-main di Pantai, foto-foto doank, terus sms-an hehe, mesen teh (karena numpang duduk di tempat jajanannya) 
lalu pulang dengan rasa khawatir kalo-kalo melewati jalan yang sama lagi..dan ternyata tidak Alhamdulillah, tapi masih trauma nih..karena emang cepet banget kecepatan mobilnya oalaaa...dara..dara...Malamnya kita singgah di Bukit Bintang yang katanya juga terkenal di kalangan para muda-mudi Jogja (alahay..) Pemandangannya indah banget...dari atas bukit mengarah ke kota Jogja dengan lampu-lampu kota bagaikan bintang. Kita nge-mie di salah satu pojok jajanan pinggir jalan dan aku memesan Susu Jahe meskipun terasa sedikit manis tetapi Bismilah semoga bisa menghandle perutku yang tadi mengulah :)
Oww. yah..nah di sini aku kangen banget sama kamu (nah lo sapa Ra?) Huft..yang pasti gara-gara lihat pesawat tiap menit terbang dan mendarat oh tidak..hati kecil berteriak Love You.....Miss You..Miss You.. Yang pasti aku sayang kamu (Loh??)

Tuesday, March 15, 2011

Sebulan



Terasa begitu.... sudah sebulan berlalu keceriaan yang kubawa pulang dari tempat kelahiran. Masih tersisa segenggam kenangan manis yang mengkristal karena doa mereka yang mulia.


Syukurku padaNya, hari-hari begitu cepat berlalu dengan rutinitas yang tak terduga. Setiap weekend telah terencana agar tiada waktu luang yang  diisi dengan  kemunafikan.


Memahami setiap peristiwa dengan seribu hikmah, meski terkadang terasa berat namun sang pecinta laut tentu mencintai gelombangnya. Demikian pula dengan perasaan yang bagaikan gelombang laut kadang tenang, kadang dahsyat.


Memvisualisasikan masa depan bahagia dengan ridhaNya dan keyakinan akan keberkahan lahir dan batin. Restu para pecinta selalu menyahuti untuk kelanggengan dunia akhirat.


Rakan saudara dan handai taulan bersabar bersama. Hidup para pejuang yang penuh cinta pada Ilahi

Thursday, January 27, 2011

KulTwit #Nikah by Salim A Fillah


1. Dalam isyarat Nabi tentang #Nikah, ialah sunnah teranjur nan memuliakan. Sebuah jalan suci untuk karunia sekaligus ujian cinta-syahwati.

2. Maka #Nikah sebagai ibadah, memerlukan kesiapan & persiapan. Ia tuk yang mampu, bukan sekedar mau. “Ba’ah” adalah parameter kesiapannya.

3. Maka berbahagialah mereka yang ketika hasrat #Nikah hadir bergolak, sibuk mempersiapkan kemampuan, bukan sekedar memperturutkan kemauan.

4. Persiapan #Nikah hendaknya segera membersamai datangnya baligh, sebab makna asal “Ba’ah” dalam hadits itu adalah “Kemampuan seksual.”

5. Imam Asy Syaukani dalam Subulus Salam, Syarh Bulughul Maram menambahkan makna “Ba’ah” yakni: kemampuan memberi mahar & nafkah. #Nikah

6. Mengompromikan “Ba’ah” di makna utama (seksual) & makna tambahan (mahar, nafkah), idealnya anak lelaki segera mandiri saat baligh. #Nikah

7. Jika kesiapan #Nikah diukur dengan “Ba’ah”, maka persiapannya adalah proses perbaikan diri nan tak pernah usai. Ia terus seumur hidup.

8. Izinkan saya membagi Persiapan #Nikah dalam 5 ranah: Ruhiyah, ‘Ilmiyah, Jasadiyah (Fisik), Maaliyah (Finansial), Ijtima’iyah (Sosial)

9. Persiapan #Nikah perlu start awal. Salim nikah usia 20 th, tapi karena persiapannya dimulai umur 15 th, maka tak bisa disebut tergesa.

10. Sebaliknya, ada orang yang #Nikah-nya umur 30 th, tapi persiapan penuh kesadaran baru dimulai umur 29,5 th. Itu namanya tergesa-gesa.

11. Kita mulai dari yang pertama; Persiapan Ruhiyah. Ialah nan paling mendasar. Segala persiapan #Nikah lainnya berpijak pada yang satu ini.

12. Persiapan Ruhiyah (Spiritual) ada pada soal menata diri menerima ujian & tanggungjawab hidup nan lebih berlipat, berkelindan. #Nikah

13. (QS Ali Imran 14): Sebelum nikah ujian kita linear: pasangan hidup. Begitu #Nikah berjejalin: pasangan, anak, harta, gengsi, investasi.

14. Sebelum #Nikah, grafik hidup kita analog dengan amplitudo kecil. Setelah menikah, ia digital variatif; kalau bukan NIKMAT, ya MUSIBAH.

15. Maka termakna jua dalam Persiapan Ruhiyah terkait #Nikah adalah kemampuan mengelola SABAR dan SYUKUR menghadapi tantangan-tantangan itu.

16. SABAR & SYUKUR itu semisal tentang pasangan; ia keinsyafan bahwa tak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki lebih & kurangnya. #Nikah

17. Khadijah itu lembut, penyabar, penuh pengertian, & dukung penuh perjuangan. Tapi tak semua lelaki mampu beristeri jauh lebih tua. #Nikah

18. ‘Aisyah: cantik, cerdas, lincah, imut. Tapi tak semua lelaki siap dengan kobar cemburunya nan sampai banting piring di depan tamu #Nikah

19. Persiapan Ruhiyah #Nikah adalah mengubah ekspektasi menjadi obsesi. Dari harapan akan apa nan diperoleh, menuju nan apa akan dibaktikan.

20. Jika #Nikah masih terbayang sbb: lapar ada yang masakin, capek ada yang mijitin, baju kotor dicuciin. Itu ekspektasi. Bersiaplah kecewa.

21. Ekspektasi macam itu lebih tepat dipuaskan oleh tukang masak, tukang pijit, & tukang cuci;) Ber-obsesilah dalam #Nikah. “Apa obsesimu?”

22. Obsesi sebagai Persiapan Ruhiyah #Nikah semisal: Bagaimana kau akan berjuang sebagai suami/isteri ayah/ibu untuk mensurgakan keluargamu?

23. Usai itu, di antara persiapan Ruhiyah #Nikah adalah menata ketundukan pada segala ketentuanNya dalam rumahtangga & masalah-masalahnya.

24. Lalu persiapan ‘Ilmiyah-Tsaqafiyah (Pengetahuan) #Nikah, meliput banyak hal semisal Fiqh, Komunikasi Pasangan, Parenting, Manajemen, dll

25. Bukan Ustadz-pun, tiap muslim harus sampai pada batas minimal lmu syar’i nan dibutuhkan dalam berhidup, berinteraksi, berkeluarga #Nikah

26. Lalu tentang komunikasi pasangan; seringnya masalah rumahtangga bukan krn ada maksud jahat, melainkan maksud baik nan kurang ilmu #Nikah

27. Sungguh harus diilmui bahwa lelaki & perempuan diciptakan berbeda dengan segala kekhasannya, untuk saling memahami & bersinergi. #Nikah

28. Contoh beda hadapi masalah & tekanan; Wanita: berbagi, didengarkan, dimengerti. Lelaki: menyendiri, kontemplasi, rumuskan solusi #Nikah

29. Bayangkan jika perbedaan itu dibawa dalam sikap dengan asumsi: “Aku mencintaimu seperti aku ingin dicintai” Konflik pasti meraja. #Nikah

30. ->Suami pulang dgn masalah berat disambut isteri yg memaksa ingin tahu& dengar problemnya, padahal ia ingin sendiri & bersolusi. #Nikah

31. . Lihatlah Khadijah saat Muhammad pulang dr Hira’ dengan panik & resah. Dia tak bertanya, dia sediakan ruang sendiri & kontemplasi. #Nikah

32. Sebaliknya-> Isteri yg sdg ingin didengar lalu curhat ke suami, suami malah tawarkan solusi. Padahal dia hanya ingin dimengerti. #Nikah

33. Isteri: Mas aku capek, rumah berantakan bla-bla-bla. Suami: OK, kita cari pembantu. I: O, jadi aku dianggap pembantu?!. S: Lho?! #Nikah

34. BEDA lagi: Suami single tasking, bisa marah kalau isterinya nan multitasking memintanya kerjakan beberapa hal berrangkai-rangkai. #Nikah

35. BEDA lagi: Isteri sering berkalimat tak langsung nan tak difahami suami. Ie: Mas, Salma belum dijemput, aku masih harus masak! #Nikah

36. -> Jawab suami: Oh, kalau gitu biar nanti Salma pulang sendiri” Dijamin para isteri gondok, sebab maksudnya: Tolong jemput Salma! #Nikah

37. BEDA. Bagi suami masalah hrs disederhanakan (Spiral ke dalam). Bagi isteri, tiap detail & keterkaitan sgt penting (Spiral keluar) #Nikah

38. Dan banyak lagi BEDA yang jk tak diilmui potensial jd masalah serius. Lengkapnya di Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4

39. Next: Parenting. Waktu kita sempit; belum puas belajar jd suami/isteri, tiba-tiba sdh jd ayah/ibu. Maka segeralah belajar jd Ortu #Nikah

40. Anak adl karunia yg hiasi hidup, amanah (lahir dalam fitrah, kembalikan ke Allah dalam fitrah), pahala, sekaligus fitnah (ujian). #Nikah

41. Maka mengilmui hingga detail-detail kecil soal parenting adalah niscaya. ie Hadits: renggutan kasar pd bayi membekas di jiwa. #Nikah

42. Uji kecil buat calon ibu & ayah: “Apa yang anda lakukan saat anak lari-larian di depan rumah lalu GABRUSS, jatuh berdebam?” #Nikah

43. LAZIM: “Sudah dibilang, jangan lari-lari! Tuh, jatuh kan!” -> Anak belajar utk menganggap dirinya selalu bersalah dalam hidupnya. #Nikah

44. LAZIM: “iih, batunya nakal ya Nak! Sini Ibu balaskan!” -> Anak belajar salahkan keadaan sekitar utk excuse dr kurangnya ikhtiyar. #Nikah

45. LAZIM: “Hm, nggak apa-apa, nggak sakit, cuma kayak gitu!” -> Ketakpekaan. Hati-hati dibalas saat kita sdh tua & sakit-sakitan;P #Nikah

46. Alangkah bahaya tiap huruf dari lisan bg masa depan anak kita. Latihlah dia agar lempang (tanpa dusta & tipu) dlm taqwa (QS 4: 9) #Nikah

47. Kita masuk persiapan Jasadiyah (Fisik) untuk #Nikah. Ini jua perkara penting sebab terkait dengan keamanan, kenyamanan, & ketenagaan.

48. Awal-awal, periksa & konsultasilah ke dokter atas termungkinnya sgl penyakit tubuh, lebih-lebih nan terkait kesehatan reproduksi #Nikah

49. Per #Nikah-an itu utuh di segala sisi diri, maka menjalani terapi & rawatan tertentu untuk membaikkan fisik adalah jua hal yang utama.

50. Fisik kita & pasangan bertanggungjawab lahirkan generasi penerus yang lebih baik. Maka perbaiki daya & staminanya sejak sekarang. #Nikah

51. Perbaiki pola asup, tata gizi seimbang. Allah akan mintai tg jawab jajan sembarangan jika ia jadi sebab jeleknya kualitas penerus #Nikah

52. Bangun kebiasaan olahraga ilmiah; tak asal gerak tapi membugarkan, menyehatkan, melatih ketahanan. Tugas fisik berlipat 3 setelah #Nikah

53. Jadi, target persiapan fisik #Nikah itu 3 tingkatan; PRIMER: sehat & aman penyakit, SEKUNDER: bugar & tangkas, TERSIER: beauty & charm;)

54. Selanjutnya, persiapan Maliyah (finansial), ini yang paling sering menghantui & membuat ragu sepertinya. Padahal ianya sederhana. #Nikah

55. Yang tepat bicara persiapan Maliyah ini sebenarnya Ust. @ahmadgozali, izinkan Salim lancang singgung sedikit dgn ilmu nan dangkal #Nikah

56. Konsep awal; tugas suami adalah menafkahi, BUKAN mencari nafkah. Nah, bekerja itu keutamaan & penegasan kepemimpinan suami. #Nikah

57. Ingat & catat: Persiapan finansial #Nikah sama sekali TIDAK bicara tentang berapa banyak uang, rumah, & kendaraan yang harus anda punya.

58. Persiapan finansial #Nikah bicara tentang kapabilitas hasilkan nafkah, wujudnya upaya untuk itu, & kemampuan kelola sejumlah apapun ia.

59. Maka memulai per #nikah-an, BUKAN soal apa anda sudah punya tabungan, rumah, & kendaraan. Ia soal kompetensi & kehendak baik menafkahi.

60. ‘Ali ibn Abi Thalib memulai #Nikah bukan dari nol, melainkan minus: rumah, perabot, dll dari sumbangan kawan dihitung hutang oleh Nabi.

61. Tetapi ‘Ali menunjukkan diri sebagai calon suami kompeten; dia mandiri, siap bekerja jadi kuli air dengan upah segenggam kurma. #Nikah

62. Maka sesudah kompetensi & kehendak menafkahi yang wujud dalam aksi bekerja -apapun ia-, iman menuntun: #Nikah itu buat kaya (QS 24: 32)

63. Agak malu, Salim juga minus saat nikah; hutang yang terrencanakan terbayar dalam 2 tahun menurut proyeksi hasil kerja saat itu. #Nikah

64. Tetapi Allah Maha Kaya, dan #Nikah menjadi pintu pengetuknya. Hadirnya isteri menjadi penyemangat; hutang itu selesai dalam 2 bulan.

65. Buatlah proyeksi nafkah #Nikah secara ilmiah & executable, JANGAN masukkan pertolongan Allah dlm hitungan, tapi siaplah dgn kejutanNya;)

66. Kemapanan itu tidak abadi. Saya memilih #Nikah di usia 20 saat belum mapan agar tersiapkan isteri untuk hadapi lapang maupun sempitnya;)

67. Bahkan ketidakmapanan yang disikapi positif menurut penelitian Linda J. Waite (Psikolog UCLA), signifikan memperkuat ikatan cinta #Nikah

68. Ketidakmapanan nan dinamis menurut penelitian Karolinska Institute Swedia, menguatkan jantung, meningkatkan angka harapan hidup. #Nikah

69. Karolinska Institute: kemapanan lemahkan daya tahan jantung thd serangan. Di Swedia, biasanya yang kena infark langsung wafat PNS #Nikah

70. Persiapan #Nikah yang sering terabai ialah nan kelima ini: Ijtima’iyah (Sosial). Pernikahan adalah peristiwa yg kompleks secara sosial.

71. Sebuah per #Nikah-an yang utuh punya visi & misi kemasyarakatan untuk menjadi pilar kebajikan di tengah kemajemukan suatu lingkungan.

72. Untuk itu, mereka yang akan me #Nikah hendaknya mengasah keterampilan sosialnya jauh-jauh hari, sekaligus sebagai bagian pendewasaan.

73. Membiasakan mengkomunikasikan prinsip-prinsip nan diyakini terkait per #Nikah-an & kehidupan kepada Ortu bisa jadi bagian dari latihan.

74. Prinsip Quran tentang hubungan dengan Ortu ialah ‘persahabatan’, Wa Shaahibhuma (QS Luqman 15). Gunakan itu untuk dewasakan diri. #Nikah

75. Maka kadang Salim menilai kedewasaan kawan yang ingin me #Nikah dengan keberhasilannya untuk komunikasikan prinsip pada Ortu scr ma’ruf.

76. Persiapan kemasyarakatan: kumpulkan modal sosial sebanyak-banyaknya; bahasa, ilmu sosio-antropologis, kelincahan organisasi, dll. #Nikah

77. Per #Nikah-an kita harus hadir sbg pengokoh kebajikan masyarakat, bukan beban ataupun pelengkap-penderita. Utama lagi, jadi pelopor.

78. Mulailah dgn perkenalan berkesan pada lingkungan. Saat walimah nanti; tetangga rumah tinggal setelah #Nikah adl yg plg berhak diundang.

79. Jika harus pindah tempat tinggal, mulai jg dgn perkenalan. Pr tokoh: datangi silaturrahim. Masyarakat umum: undang tasyakuran. #Nikah

80. Stl itu, target besarnya adl menjadikan pintu rumah kita sbg yang plg pertama diketuk saat masyarakat sekitar memerlukan bantuan. #Nikah

81. Tentu berat menopangnya sendiri. Mk yang harus kita punya bkn hanya ASET, melainkan juga AKSES. Bangun jaringan slg menguatkan. #Nikah

82. Ilmuilah bgmn cr menguruskan jaminan kesehatan miskin, beasiswa tak mampu, biaya RS, mobil jenazah gratis, dll DEMI TETANGGA KITA #Nikah

83. Tampillah sbg yang penting & bermanfaat dlm hajat-hajat kebahagiaan maupun duka tetangga, juga rayaan-rayaan sosial-masyarakat. #Nikah

84. Tampillah sbg yang terbaik sejangkau suai kemampuan; Imam Masjid, muadzin, Guru TPA, Bendahara RT, Ketua RW, Pendoa jenazah, dst #Nikah

85. Tampillah sbg nan paling besar kontribusi dlm kebaikan-kebaikan sosial: Agustusan, Syawalan, Kerja Bakti, Arisan, Pengajian, dst #Nikah

86. Ringkas kata untuk persiapan sosial #Nikah ini adalah bermampu diri utk menjadi pribadi & keluarga yg AMAN, RAMAH, BERMANFAAT #Nikah

87. Tuntaslah KulTwit Persiapan #Nikah yg diambil dr bagian awal buku Bahagianya Merayakan Cinta #BMC http://bit.ly/gW5rG4 Semoga manfaat;)

88. Kelupaan hal penting: Bawalah masyarakat sekitar kita MELONCAT lebih tinggi dalam kualitas hidup: spiritual, intelektual, finansial